PERINGATAN SPOILER HIDUP: Chat Dibaca Doang Bikin Kamu Pengen Mati? Inner Child-mu Lagi Nyanyi Lagu Bunuh Diri dari Tahun 1999!

Ini Bukan Kamu yang Gila. Ini Ada Anak Kecil di Dalammu Sedang Ngekost Sambil Teriak Minta Tolong.

Sobat, mari kita jujur sejujur-jujurnya. Pernah nggak kamu merasa gila dan over sendiri gara-gara hal yang bagi orang lain itu RECEH banget?

Kita bahas contoh-contoh nyata yang sering bikin orang malu mengakuinya:

  • Pacar ketiduran 7 menit saat chatting $\rightarrow$ Kamu langsung buka gallery foto lama, scroll chat mesra sebagai bukti dia sayang, sambil nangis histeris: “Dia pasti udah nggak cinta! Aku pasti bakal ditinggal!” Tuhan, cuma 7 menit!
  • Teman bilang, “Lu telat mulu sih,” sambil ketawa $\rightarrow$ Kamu pulang ke rumah, kunci pintu, dan merasakan dorongan: “Hidup ini nggak ada gunanya. Gue nggak pantas ada di sini.”
  • Ibu cuma bilang, “Makan yang bener, jangan mie instan terus,” $\rightarrow$ Kamu masuk kamar, teriak dalam hati, dan mikir: “Mending mati aja daripada nggak pernah cukup buat dia. Nggak ada yang mau terima gue apa adanya.”

Orang lain mungkin bilang: “Lebay banget sih lu!

Tapi di dalam hati, kamu tahu: “Gue emang pengen mati kok rasanya saat ini juga.”

Panggilan Darurat 119 dari Anak Tahun 90-an

Kalau kamu pernah merasakan dorongan “pengen mati” atau “gue nggak pantas hidup” hanya gara-gara trigger sekecil itu, dengarkan baik-baik:

Ini bukan kamu yang rapuh.

Ini bukan kamu yang cari perhatian.

Ini adalah Panggilan Darurat 119 dari anak kecil umur 5 tahun yang terkunci di dalam dirimu sejak masa SD atau SMP. Dia sedang teriak minta tolong sambil yakin bahwa dia bakal mati sendirian di sana.

Dia nggak tahu kamu sudah punya KTP, punya cicilan, atau sudah dewasa. Dia cuma tahu satu rule dasar: “Kalau orang yang aku sayang nggak balas chat / ketiduran / nggak perhatiin aku = aku bakal mati kelaparan dan ditinggal selamanya.”

Dan karena dia ngerasa mau mati, kamu yang dewasa—yang bertanggung jawab atas tubuh ini—ikut-ikutan ngerasa mau mati.

Analogi Paling Ngena: Radio Trauma FM

Coba bayangkan kamu punya Radio Tua yang terinstal permanen di kepalamu.

Radio itu hanya punya satu stasiun yang bisa diputar: “Radio Trauma FM – 24 Jam Nyanyi Lagu Bunuh Diri Versi Anak Kecil.”

Selama bertahun-tahun, kamu mencoba bertahan dengan mematikan volumenya sampai mentok ke angka 0. Tapi stasiunnya tetap menyala.

Satu hari, pacar ketiduran 7 menit. Secara tak sengaja, seseorang menekan tombol volume dari 0 ke 100.

Lagu yang diputar saat itu juga?

“Lagu yang sama yang diputar pas kamu umur 6 tahun, ditinggal ibu ke pasar 3 jam tanpa bilang-bilang, dan kamu ngerasa itu adalah akhir hidupmu. Lagu berjudul ‘Aku Tidak Berharga’!”

Sekarang lagu itu kenceng banget di telinga batinmu. Dan karena kamu nggak tahu cara mematikan stasiunnya, kamu yang dewasa hanya bisa ikutan menyanyi sambil menangis kejer.

Itu sebabnya kamu ngerasa pengen mati. Karena Inner Child-mu lagi nyanyi lagu bunuh diri dengan suara kamu yang dewasa!

Solusi Radikal: Cabut Colokan dan Ganti Playlist

Kamu nggak perlu repot-repot “ngelus-ngelus” inner child yang lagi histeris. Itu malah memperpanjang drama.

Kamu perlu menjadi Bodyguard dewasa yang tegas:

  1. Masuk ke studio Radio Trauma FM itu.
  2. Cabut Colokan Listriknya secara permanen.
  3. Bawa si penyanyi kecil yang ketakutan itu keluar.
  4. Kasih dia mikrofon baru dengan playlist berjudul “Sekarang Kita Aman Selamanya.”

Caranya? Bukan dengan afirmasi klise, tapi dengan Satu Kalimat Final yang nggak pernah dia dengar waktu kecil:

“Aku pulang jemput kamu. Yang ninggalin kamu, yang ngerendahin kamu dulu, itu SALAH BESAR.”

“Mulai sekarang, setiap kali orang ketiduran atau nggak balas chat, itu bukan tanda kamu bakal mati. Itu cuma tanda orang lagi capek atau lagi di kamar mandi. Kamu nggak akan mati. Aku janji. Dan aku nggak pernah ninggalin janji ini lagi sama kamu.”

Kalau kamu bisa ngomong kalimat itu sambil nangis, sambil memeluk dada kamu sendiri…

Selamat. Kamu baru saja mematikan Radio Trauma FM untuk selamanya.

The Final Door

Kamu bukan orang yang gampang tersinggung.

Kamu cuma orang yang selama puluhan tahun jadi penyanyi latar lagu bunuh diri versi anak kecil—tanpa dibayar, tanpa diakui, dan tanpa pernah boleh berhenti.

Hari ini, kamu boleh berhenti. Ambil kembali mikrofonmu. Ganti lagunya.

Dan kalau kamu lagi baca ini sambil menangis deras… artinya si penyanyi kecil itu lagi ngintip dari balik pintu studio, nungguin kamu masuk jemput dia pulang.

Jangan biarin dia nyanyi sendirian lagi malam ini.

You’re not crazy. You’re just the only adult who’s willing to go back and save a child that everyone else forgot.

Sekarang giliranmu!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *