Rahasia Kenapa Usaha “Nggak Boleh Sedih” Justru Bikin Kamu Makin Galau, dan Gimana Cara Biar Hidup Lebih Santai
Pernah nggak sih kamu lagi kesel banget atau sedih sampai rasanya mau meledak, terus ada teman yang bilang, “Udahlah, jangan sedih nanti juga lewat!” atau “Santai aja kali, nggak usah overthinking.”
Ironisnya, semakin kamu coba melawan emosi itu, misalnya bilang ke diri sendiri, “Gue nggak boleh cemas sekarang!” atau “Gue harus happy!”, perasaan negatif itu malah jadi kayak monster yang semakin membesar. Betul?
Akhirnya, banyak dari kita yang memilih “pelarian”—tidur seharian, makan banyak, shopping, atau bahkan minum alkohol/merokok. Kita cari cara cepat buat happy, biar emosi negatifnya minggat.
Sayangnya, setelah semua pelarian itu selesai, kita sadar: perasaannya tetap sama. Sedihnya masih ada. Kesalnya masih mengganjal.
Kalau kamu pernah banget di posisi ini, well, itu wajar banget! Ini dialami banyak orang. Masalahnya, cara penanganan kita sering kali kurang tepat. Kita berusaha menolak, melawan, atau lari dari emosi yang datang.
Padahal, emosi itu nggak bisa kamu perlakukan begitu. Semakin dilawan, dia akan semakin kuat.
Cara terbaik untuk menanggapi emosi negatif adalah bukan dengan menghilangkannya, tapi justru sebaliknya: disadari, diakui, dan, ya sudah, diterima saja.
Yuk, kita bedah kenapa ini penting dan gimana cara melakukannya biar hidup kamu minimal satu persen lebih tenang!
Menerima Emosi Itu Maksudnya Gimana, Sih?
Menerima emosi itu simpel banget, kok. Intinya:
- Sadar dan Akui: Kamu menyadari dan mengakui ke diri sendiri kalau kamu lagi merasakan emosi itu. Kalau lagi marah, ya sadar “Gue lagi marah.” Kalau lagi takut, ya akui “Gue lagi takut.”
- Biarkan Mengalir: Setelah sadar, kamu membiarkannya dan menerima aja emosi itu datang.
- Tanpa Perlawanan: Kamu nggak berusaha melawan atau menghilangkan emosi itu. Di pikiran kamu, nggak ada lagi suara yang bilang, “Ah, gue nggak boleh sedih!” atau “Gue harus fokus, nggak boleh kesel!”
Contohnya: Teman kerjamu bikin kamu kesal. Kalau kamu menerapkan penerimaan, kamu akan sadar: “Oke, gue lagi kesel karena dia nggak kerja dengan baik.” Kamu tahu alasannya, kamu rasakan kesalnya, tapi kamu nggak menolak atau menyalahkan diri sendiri karena merasa kesal.
Kenapa Emosi Harus Diterima? Ini Jawabannya!
Ini adalah kunci yang sering kita lupakan:
- Emosi Itu Otomatis, Nggak Bisa Dikontrol!
Emosi adalah reaksi otomatis yang ditimbulkan oleh hormon-hormon di otak kita sebagai respons terhadap suatu kejadian. Mereka bukan tombol yang bisa kamu tekan atau matikan kapan pun kamu mau.
Coba deh sekarang kamu lagi happy, terus saya suruh kamu sedih sekarang juga. Susah, kan?
Sama persis kayak gitu. Mencoba mengontrol sesuatu yang otomatis (seperti menyuruh diri sendiri nggak cemas saat lagi overthinking) itu melelahkan banget. Semua usahamu untuk mengontrol hal yang memang nggak bisa dikontrol hanya akan bikin kamu semakin stres.
- Efeknya Kontradiktif (Malah Makin Menjadi)
Ketika kamu sedih dan kamu bilang ke diri sendiri untuk “nggak sedih”, yang terjadi justru kamu semakin sedih dan mungkin malah nangis. Kenapa? Karena emosi itu nggak diterima, tapi dilawan dan terus dipikirkan.
Logikanya gini: kalau kamu mencoba mendorong sesuatu yang berat (emosi), dia akan mendorong balik ke kamu dengan kekuatan yang sama. Jadi, daripada dilawan atau diredam, lebih baik dinikmati dan diterima aja.
Tiga Cara Simpel Biar Kamu Bisa “Let It Flow”
Nggak perlu terapi mahal, ini 3 langkah praktis buat mulai menerima emosi:
- Sadari Kapan Kamu Menghindar
Coba perhatikan kapan kamu berusaha menyingkirkan emosi.
- Saat sedih, apa kamu langsung lari ke game atau sosial media?
- Saat cemas, apa kamu langsung menyuruh otakmu diam?
Sadari momen-momen ini. Emosi itu otomatis, jadi minimalisir upaya untuk menghindarinya. Rasakan, sadari, terima aja.
- Ubah Persepsimu: Emosi Itu Netral
Di otak kita, nggak ada label “emosi bagus” atau “emosi jelek.” Emosi negatif bukan berarti buruk buat kamu. Mereka hanyalah reaksi kimia yang terjadi di otak kita.
Dengan menyadari bahwa emosi itu netral dan hanya reaksi kimia, kamu akan berhenti menghakimi diri sendiri karena merasa sedih, marah, atau takut. Ini akan membuat kamu jadi jauh lebih tenang.
- Ingat, Emosi Itu Cuma Sementara
Emosi itu munculnya sebentar, lho. Nanti dia hilang, atau berganti ke emosi lain secara otomatis. Karena kemunculannya sementara, kamu nggak perlu buru-buru menghilangkannya. Cukup rasakan dan terima saja.
Manfaat Paling Keren: Jadi Lebih Produktif!
Setelah kamu berhasil menerima emosi, kamu akan bisa memanfaatkannya untuk hal yang berguna:
- Lagi Sedih? Manfaatkan kesedihan itu untuk evaluasi diri selama sebulan terakhir. Atau coba tulis cerpen/puisi bertema melankolis. Jadikan karya!
- Lagi Marah? Tulis esai yang tajam tentang kenapa kamu marah (tanpa menyebar kebencian). Salurkan energinya ke hal kreatif.
- Lagi Happy? Well, ini yang paling enak! Manfaatkan energi senang itu buat mengerjakan pekerjaan yang sempat ketunda, atau ajak teman-teman lama ngumpul.
Pokoknya, emosi apa pun yang kamu rasakan, let it flow aja. Nggak perlu diubah, nggak perlu dibuang, dan nggak perlu dihindari.
Saya harap artikel ini bermanfaat, ya, supaya kamu bisa menjadi lebih baik setidaknya satu persen setiap harinya!
